Memotret Kerajinan Tali Tampar di Kalebengan
LP2M2918x ditampilkan Berita Kkn Pengabdian
RUBARU- Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Riset Partisipatif INSTIKA 2017 Posko XXVIII mendatangi keluarga Bapak Madin, warga Dusun Biloros Desa Kalebengan RT Kecamatam Rubaru, yang menguasai seni keterampilan Tali Tampar yang terbuat dari bahan baku rafia.
Kerajinan ini pertama kali diplintir dari beberapa rafia dan digabungkan jadi satu sehingga kuat dan tahan lama. Keterampilan ini merupakan salah satu sumber pendapatannya selain bertani.
Keterampilan membuat tali tampar ini telah turun-temurun ditekuni oleh Bapak Madin. “Walaupun penghasilannya tidak seberapa dan pesanan yang juga tidak tentu. Kami tetap membuat tali tampar setiap hari, sebab kami yakin warisan ini harus dipertahankan dan dilestarikan bukan mengharapkan keuntungan semata” ujarnya. Biasanya mereka membuat tali tampar pada malam hari, sedangkan siang harinya mereka gunakan untuk bertani.
Mayoritas desa Kalebengan beternak sapi sekaligus menjadi pedagang tapi pembeli tidak hanya dari pedagang sapi. “Kebanyakan orang memesan tali tampar sebagai hiasan sapi sono’ atau kerapan sapi tapi biasanya berasal dari desa lain, bahkan mereka membeli sendiri bahan bahannya yang sulit kami dapatkan di pasar terdekat” ungkap Ibu Iis istri dari Bapak Madin.
Harganya cukup beragam sesuai dengan bahan yang digunakan. Bapak Madin menjamin seharga Rp 100 ribu–Rp 125 ribu berukuran 8 m dengan bahan dan kualitas yang baik. Sedangkan harga yang paling murah sekitar Rp 2500 dengan ukuran yang sama. (Oleh: Abidatus Syahidah/KKN Posko XXVIII)