Peserta KKN INSTIKA Latih Masyarakat Tumbuhkan Desa Produktif

LP2M Ahad, 5 Agustus 2018 10:58 WIB
2313x ditampilkan Berita Kkn Pengabdian

BATANG-BATANG-Peserta KKN Riset Partisipatif  Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (INSTIKA) Posko XXI yang ditempatkan di desa Tamedung Batang-Batang Sumenep, melatih masyarakat tumbuhkan desa produktif.

“Melimpahnya kekayaan SDA di desa ini, kami sengaja menyusun program kerja yang mengacu pada pengembangan ekonomi produktif di desa ini. Di antaranya: pembuatan piring dari lidi siwalan dan pucuk (pocok), pembuatan kerupuk pisang, dan pembuatan kopi dari kulit pisang.” terang Fitria Nurul Imamah, selaku Koord pengembangan ekonomi KKN di Posko 21 tersebut, Selasa (31/7).

“Kegiatan ini memang program unggulan kami.” Azizah menguatkan, selaku penanggung jawab kegiatan pelatihan pembuatan piring dari lidi siwalan dan pucuk.

Upaya itu dilaksanakan, karena setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut oleh peserta KKN, ternyata hasil panen dari kekayaan alam di desa Tamedung hanya dipasok cuma-cuma (tanpa diolah/diproduksi terlebih dahulu) ke tangan pengepul atau agen yang biasa memborong hasil panen SDA di desa Tamedung tersebut, sehingga masyarakat hanya mendapatkan keuntungan kecil dari panen tersebut. Padahal SDA bagi masyarakat di desa Tamedung juga merupakan lahan penghasilan utama. Sebagaimana disampaikan Bu Surahmi  salah satu pengrajin keranjang dari bambu menuturkan, “Pekerjaan ini merupakan satu-satunya ladang penghasilan di keluarga saya. Hal yang sering ditemui di desa ini, produksi kripik pisang. Maka kami inovasi menjadi kerupuk pisang,” imbuh Fitria Nurul Imamah.

Proses pembuatan kerupuk pisang cukup mudah, daging pisang kepok yang sudah matang ditumbuk halus, kemudian dicampur dengan tepung dan penyedap rasa, dikukus dan dipotong tipis-tipis berbentuk dadu, kemudian dijemur. Untuk pemanfaatan kulit pisang yang tidak terpakai maka peserta KKN memproduksi kopi dari kulit pisang. Cara pembuatannya juga sangat mudah. Kulit pisang diproduksi menjadi kopi. Tanpa campuran kopi asli dan apa pun, asli hanya berbahan kulit pisang.”Rasanya sama dengan kopi pada umumnya, bedanya harum pisangnya lebih terasa,” kata Junaidi anggota Karang Taruna desa Tamedung tersebut.

Hariyanto, selaku sekretaris desa menyampaikan, "Saya sangat berterima kasih kepada peserta KKN karena sudah memberikan jalan inovasi dari SDA yang ada di desa Tamedung ini, apalagi kopi dari kulit pisang dan kerupuk pisang terkesan unik dan menarik." ungkapnya seusai pelatihan pembuatan kerupuk dan kopi dari kulit pisang, Senin (30/7).

"Saya memang sangat kebingungan apabila ingin memasarkan pisang dan daun siwalan, sedangkan di sini masyarakat tidak memiliki bekal kreativitas yang memadai. Maka dengan adanya pelatihan ini, saya berinisiatif  akan membuat produk dari pisang dan lidi untuk dipasarkan sebagai tambahan penghasilan." papar Mahmudah salah satu warga penghasil lidi pucuk dan lidi siwalan.

Ida Ilhafah menegaskan, "Saya sebagai peserta  KKN di posko 21 ini, sangat hahagia dengan respons positif aparat desa dan masyarakat. Yang mana sedikitnya sudah memberikan ruang dan kesempatan bagi peserta KKN untuk berupaya mengajak masyarakat ciptakan desa produktif dengan pemanfaatan SDA di desa ini. Sejauh yang dapat diupayakan yaitu, pelatihan pembuatan piring dari lidi siwalan dan pucuk, pembuatan kerupuk pisang, serta pembuatan kopi dari kulit pisang. Dan kerupuk pisang ini adalah ide murni dari teman-teman KKN.” jelasnya.

“Kegiatan ini tidak akan dicukupkan di pelatihan saja. Karena sekalipun kami sudah pulang kami akan membantu mengkoordinir pemasaran, dan juga mengupayakan kerja sama dengan Dinas Koperasi dan UMKM di Kabupaten.” pungkas Fitria Nurul Imamah mahasiswi asal Bilapora sekaligus salah satu pemuda pelopor Kabupaten Sumenep tersebut.

(Fitria Nurul Imamah, Posko XXI desa Tamedung Batang-Batang)